Membesarkan Startup seperti Menyuapi Balita

VIVA â Jumlah pengusaha perempuan hingga saat ini masih tergolong lebih sedikit dibandingkan pengusaha adam. Salah satu penyebabnya terletak dalam keterbatasan akses terhadap modal. Menurut riset Crunchbase pada 2019, dari semesta total pendanaan startup, hanya kurang dari 3 persen berhasil digalang oleh co-founder perempuan.
Lengah satunya Co-founder dan COO Travelio, Christie Tjong, yang berhasil menggalang US$18 juta (Rp260 miliar) pada pendanaan Seri B November 2019. Pendanaan dipimpin oleh Temasek Holdings pokok Singapura melalui Pavilion Capital â dan dilakukan tepat sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
“Membesarkan startup itu mirip seperti mendulang balita. Harus diawasi setiap menitnya, ” kata dia bercerita, Jumat, 17 Juli 2020. Usahanya ‘menyuapi’ startup penyewaan apartemen itu kendati membuahkan hasil. Travelio berhasil mempunyai lebih dari lima ribu persetujuan manajemen eksklusif dengan aset kelolaan di atas US$350 juta (Rp5 triliun).
Speed outweigh perfection
Menurutnya, salah kepala karakteristik startup, terutama yang masih tahap awal, adalah kurangnya corporate infrastructure. Hal tersebut memaksa para-para pendiri untuk menjalankan beberapa posisi secara sekaligus, bahkan merangkap sebanding dengan lima orang.
Menjabat sebagai COO, Christie tak hanya harus mengenali satu-persatu komponen âmesinnya’, tapi juga memastikan semuanya berjalan dengan baik. Ia pun bercerita betapa beratnya tanggung berat yang diemban setelah berhasil membina pendanaan Seri B.
Itu karena dia harus membangun langsung infrastruktur perusahaan yang mumpuni untuk mencapai bahan yang diberikan oleh investor. Ia bersama para pendiri Travelio menjadi semakin proaktif seiring diluncurkannya lini bisnis, produk, layanan, maupun infrastruktur baru untuk bisa scale-up hingga berkali lipat usai meraih pendanaan baru.
Ibu dua anak ini selalu mengakui berbagai keterbatasan telah membuatnya lebih efisien dalam manajemen periode. Karena, ia akhirnya mengerti apa saja tuntutan di setiap kedudukan. Kemampuan beradaptasi dan keinginan untuk selalu belajar hal baru merupakan dua nilai kunci yang telah lama tertanam dalam tim tadbir Travelio.
“Saya sangat percaya kalimat speed outweigh perfection . Itulah rahasia kami dalam membesarkan Travelio had sekarang, khususnya bisa survive pada masa pandemi, ” jelas Christie.
Pada Mei berarakan, Travelio meluncurkan layanan tambahan e-groceries – TravelioMart, untuk memenuhi kebutuhan para penyewa apartemen sekaligus seluruh awak DKI Jakarta tanpa harus keluar rumah.
Supply chain digitalization
Christie mengakui bahwa ide TravelioMart muncul sejak akhir 2019. Namun, pandemi memberikan momentum yang pas untuk bisnis ini sehingga memacu peluncuran layanan tersebut.
COO berusia 32 tahun ini juga meyakinkan bahwa TravelioMart memilih suplier secara ketat, untuk mengesahkan terjaminnya kualitas dan kesegaran bahan-bahan makanan yang dijual.
âSaat pandemi global melanda, kelompok kembali memprioritaskan kebutuhan dasar. Makanan jelas adalah kebutuhan dasar. Kami sadar akan kekuatan supply chain digitalization kami, maka kami cepat bertindak. Itulah alasan mengapa layanan TravelioMart dipercepat peluncurannya, ” ungkap Christie.